Santri 14 Tahun di Ponpes Lamongan jadi Korban Bully, Baju Dicuri Hingga Mendapat Kekerasan Fisik!
--
“(FAR di-bully) cemen, banci gitulah olok-olokannya itu. Enggak berani, suka bilangin ke orang tua, suka ngadu ke guru gitu. Terus anak saya ini enggak kerasan. Tiap bulan itu sakit anak saya. Paru-paru, sampai kena paru-paru,” tambahnya.
Pakaiannya Terus Dicuri
Selama tinggal di asrama, barang-barang FAR sering dicuri oleh para pelaku, terutama pakaiannya. FAR mencoba menegur para pelaku, tetapi dia malah dianiaya.
"Bajunya dan barang-barangnya itu sering kali hilang. Jadi saya ngomong kalau mi
Baca juga: Siapa Nicholas Christian Affandi? Murid Sekolah Terpadu Pahoa yang Ditemukan Telah Meninggal Dunia
salnya hilang, tak belikan lagi nak, enggak apa-apa. Kalau berapa baju enggak ngitungin ya, soalnya itu banyak, ya tas, ya sepatu. Tapi saya ya enggak menuduh satu orang sih, cuman saya ini tahunya yang satu itu kemarin ngambil baju itu. Di jemurannya dia dan sering kali kayak ngerjain gitu loh maksudnya," katanya.
Penganiayaan Terekam CCTV
Winda kemudian meminta rekaman kamera pengawas untuk mengetahui penyebab memar pada anaknya. Pada 9 Oktober 2025, asrama memberikan rekaman tersebut kepadanya, di mana terlihat FAR dianiaya oleh dua temannya.
“(Di rekaman CCTV, FAR) dibanting, dicekik, ditonjok itu bagian mata, kepala, hidung, sampai mimisan loh anak saya itu,” kata Winda.
“Awalnya saya kan belum tahu CCTV-nya ya. Saya kira itu satu kali tonjokan gitu. Saya enggak tahu kalau banyak banget pukulan itu. Sampai nyawanya itu hampir tidak tertolong kalau misalnya enggak ada yang melerai,” tambahnya.
Baca juga: Heboh! Isi Grup WhatsApp Sabrina Alatas dan Hamish Daud Bocor, Ini Alasan Dibalik Futrue House
Setelah kejadian itu, Winda meminta penjelasan dari pihak pengelola asrama. Menurutnya, asrama memang memanggil pelaku dan orang tuanya, tetapi tidak memberikan sanksi yang berat.